Posted by : lala [Kim Lan Hao]
12 Mar 2014
Minasan Konbanwa....
Admin Rara datang lagi... (^o^)/
Dari presentasi Divisi Budaya selasa kemarin,
kita dapat Refrensi postingan baru nih, tapi di sebut baru bukan hal baru juga.
karena bagi yang sering searching pasti udah tau tentang hal ini, tapi karena
kita belum pernah posting sebelumnya ya ini baru buat kita...
Pembukaannya kelamaan ya, gomen ne...
To teh point aja deh.
Kali ini saya mau posting tentang desa
Inakadate. beberapa pembaca mungkin pernah dengar tentang desa unik ini, tapi
kita bagi aja buat pembaca yang belum tau ya...
Inakadate ini berada di Distrik Minamitsugaru
Prefekture Aomori Wilayah Tohoku. Di Jepang desa ini merupakan desa penghasil
beras terbesar dan salah satu desa tempat wisata yang unik. Yang membuat desa ini unik tentu saja tempat
mereka menghasil beras yaitu sawahnya. Para petani Inakadate menyulap sawah
mereka menjadi suatu hasil karya Seni yang sangat menakjubkan, yaitu sawah yang
penuh dengan gambar atau nama lainnya Tanbo Art (Seni melukis sawah).
Inakadate Mura
Sejarah
Siapa sangka ternyata sebelum menjadi
desa yang seperti sekarang Inakadate sempat menjadi desa mati. Selama beberapa
tahun berselang Inakadate tidak memiliki sumber pemasukan untuk kebutuhan
menbangun desanya. Sampai suatu ketika diadakan sebuah Ekplorasi Arkeologi yang
membuktikan bahwa ternyata semenjak zaman Shengoku, padi pertama kali ditanam
didesa mereka. Masyarakat Inakadate-pun sadar kalau itu adalah sebuah hal yang
patut untuk di hormati. Masyarakat Inakadate kembali menjadi petani untuk
menghormati sejarah desa mereka sejak 200 tahun silam tersebut.
Namun tampaknya dengan terus bertani saja,
desa mereka belum bisa kembali hidup. Menurut mereka padi yang mereka tanam
hanya cukup untuk memberi makan warga desa saja. Mereka masih butuh modal
banyak untuk kembali menghidupkan desa mereka.
Akhirnya para petinggi desa Inakadate
mengadakan perkumpulan, mencari ide, bagaimana caranya membuat desa mereka
kembali bangkit dan bisa mendapat pemasukan yang sesuai untuk pembangunan
desanya. Maka munculah ide untuk membuat sebuah pola bergambar pada sawah
mereka. Pada saat itulah Tanbo Art muncul.
Tanbo Art
Tanbo sendiri berasal dari bahasa Jepang yang
artinya padi atau sawah. dan Tanbo Art artinya adalah seni melukis sawah. Namun
melukis disini tidak menggunakan jat pewarna atau cat seperti melukis pada
umumnya. melukis sawah disini adalah membuat sebuah pola bergambar diatas
sawah. dimana media pewarnaanya adalah padinya itu sendiri. Tanbo Art ini mulai
dikenal sejak tahun 1993 di Inakadate.
Jenis Padi yang di Pakai
Para petani Inakadate menggunakan dua jenis
padi untuk membuat sawah mereka menjadi lukisan-lukisan yang indah. yaitu:
1.Padi Tsugaru Roman
Padi
berwarna hijau seperti yang ada di persawahan di Indonesia.
Namun biarpun terlihat sama, padi ini tetap berbeda dengan padi yang ada di Indonesia.
2.Padi Kodaimai
kodaimai |
Padi
ini adalah jenis padi tertua di dunia. Seperti yang terlihat di gambar Padi
kodaimai mempunyai beberapa warna. dan biasanya para petani Inakadate ini
memakai warna kuning, ungu, hitam dan putih.
Proses Pembuatan
Pembuatan Tanbo Art tentu saja tidak mudah,
sebelum menjadi lukisan-lukisan indah itu ada beberapa tahap yang harus di
laksanakan oleh para petanai Inakadate.
yaitu:
Perencanaan
Karena proses penanaman padi membutuhkan waktu
sekitar beberapa bulan, maka perencanaan lukisan dilakukan setiap satu tahun
sekali. Setelah panen dan sebelum musim panas selanjutnya datang, para petani
Inakadate berkumpul dan berunding, lukisan apa yang akan mereka buat tahun ini.
Setelah memutuskan lukisan apa yang akan mereka buat mereka akan mulai
mendesain gambar tersebut di komputer. Setelah itu mereka melakukan perjanian
dengan pemilik tanah tentang lukisan mereka yang akan
menghabiskan beberapa petak sawah, jika para pemilik tanah setuju maka
selanjutnya tinggal melakukan penanaman pada sawah.
Penanaman
Para petani yang sedang menanam |
Biasanya para petani Inakadate mulai menanam
sekitar akhir april atau awal mei. Tergantung berakhirnya musim semi. Proses
penanaman bisa melibatkan banyak petani. Dari 100 sampe 700 orang. tergantung
besar atau kecilnya lukisan. Dari beberapa petani itu akan dibagi beberapa
kelompok menurut jenis padi yang ditanam.
Perawatan
Dari sebuah artikel yang saya baca, perawatan Tanbo Art ini hampir sama seperti perawatan sawah pada umumnya. Namun, Sawah ini terbilang bebas dari hama burung, karena dikatakan bahwa padi kodaimai tidak disukai oleh burung.
petani yang sedang merawat sawah |
Masa perawatan di lakukan setiap hari dalam 7 bulan untuk mencegah padi kurang nutrisi dan semacamnya. bulan pertama penanaman bentuk lukisan tidak akan terlihat jelas. Lukisan-lukisan itu akan terlihat jelas pada awal agustus sampai akhir agustus.
Berikut gambar-gambar sawah pada setiap bulan. Hingga akhirnya memperlihatkan lukisan yang indah.
awal juni |
awal juli |
awal agustus |
Panen
Seperti pada umumnya semua padi-padi di sawah indah ini pasti menguning jika sudah waktunya dipanen. Masyarakat yang ikut panen biasanya sama banyaknya ketika sedang menanam. Hal unik lain dari cara memanen para petani Inakadate ini adalah memanen padi mengikuti pola lukisan. Walau hal itu tidak selalu dilakukan. Tapi umumnya lebih sering mengikuti pola lukisan.Seperti pada gambar atas dan bawah.
Inakadate Menjadi Tempat Wisata yang Unik
para wisatawan yang ingin melihat sawah Inakadate |
Tanbo Art Inakadate sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Sejak dikenalnya Tanbo Art ini Inakadate tidak pernah sepi pengunjung. Wisatawan dari dalam ataupun luar negeri berbondong-bondong untuk melihat Tanbo Art khas Inakadate.
Maka dari itu. Akhirnya didirikanlah menara setinggi 22 meter di samping balai desa untuk tempat para wisatawan melihat hasil karya para petani di atas sawah seluas 1500 hektar di belakang balai desa tersebut.
Lukisan-Lukisan Sawah Inakadate
Awalnya para petani Inakadate hanya melukis bentuk-bentuk alam yang meurut mereka tidak terlalu rumit. seperti misalnya lukisan gunung iwaki
Namun seiring berjalanya waktu mereka mulai mendisain lukisan yang lebih rumit yang lebih menarik mata pengunjung.
seperti:
2003 - Leonardo da Vinci, "Mona Lisa"
2004 - Shiko Munakata - "Dua Bodhisattva dan Sepuluh Besar Murid Shakamuni Buddha" dan "Dewi Ratu Gunung"
2005 - Sharaku - "Otani Oniji", Utamaro - "Antologi Puisi: Cinta Section"
2006 - Tawaraya SÅtatsu, "Fujin dan Raijin"
2007 - Hokusai - dari Tiga puluh enam Pemandangan Gunung Fuji: "The Great Wave off Kanagawa" dan "South Wind, Clear Sky"
2008 - Ebisu, Daikokuten
2009 - komandan militer Sengoku, Napoleon
2013 - Geisha dan Marilyn Monroe dan Ultraman
Dan masih banyak lagi seperti:
Memberikan ide untuk Tanbo Art desa lain
Semenjak Tanbo Art dikenal di Inakadate. Setiap desa di Jepang kini mulai mencoba membuat pola Tanbo Artnya sendiri. Seperti gambar Tanbo Art dari Nanyo - Nagoya dibawah ini.
Namun Inakadate tetap sebagai pelopor utama Tanbo Art ini.
Yup...yup...yup...
Keren dan unik banget kan desa di Jepang yang satu ini. Suatu saat kalau wisata ke Jepang sempatkan mampir ke Desa Inakadate ya...
Sekian dulu nih postingan saya. kalau ada yang kurang maaf-maaf aja ya...
Semoga bermanfaat....
Mata ne... (^0^)/
Sumber:
http://anomalibio.blogspot.com/2011/02/masih-ingat-postingan-saya-tentang-crop.html
http://leehans.blogspot.com/2013/06/tanbo-art-seni-melukis-di-atas-sawah.html
http://aika-hiromi.blogspot.com/2013/09/tanbo-art-seni-lukis-sawah-di-jepang.html
http://japanesestation.com/tanbo-art-seni-melukis-sawah-oleh-petani-jepang/
http://www.kaskus.co.id/thread/51d95ed07e1243a45b000003/tanbo-art-seni-melukis-di-atas-sawah-jepang/m.kaskus.co.id
http://blogs.unpad.ac.id/diyanifauziyah058/tag/pertanian-kreatif/